Saturday, January 18, 2014

Wangi Langit

Wangi langit bicara soal pulasan. Ia tak pernah suka terlalu terbuka. Cerita yang disyairkannya adalah rona-rona romantika saja.

Suatu kali saat langit mengantar wanginya ke bumi, kita akan seketika berwarna jingga. Jadi tarian di derivan kuning dan merah. Sempurna. Polesannya adalah kegembiraan. Wangi langit bicara fajar dan guratannya yang sebentar.

Ah, aku suka mencium wangi langit. Karena bersihnya bersahaja. Gelap terang tanpa dialogika. Satu sampai empat kali saja, ia ganti pulasannya dalam detak hari-hari.

Wangi langit yang biru kadang juga pergi basi bersama si putih. Gila dia. Bawa lari pallet demarkasi hitam untuk bintang-bintang. Katanya itu tanda wangi langit tak ingin disentuh-sentuh, tak ingin di gapai-gapai, coba lari dari mendung dan jelang temaram.

Wangi langit adalah pulasan satu sampai empat. Disana diantarkan wangi kalut dan gelisahnya jiwaku di penghujung kota lain. Sebab wangi langit tak pernah suka terlalu terbuka. Bagian romantikanya saja.

Tapi aku paling suka wangi langit.

Friday, January 10, 2014

Recreance

Kita akan berhenti pada satu titik dimana terungkap semua jawaban. Tidak lagi ada kepedulian pada yang lainnya. Tidak ada lagi kata-kata mesra untuk siapa.

Kasih sayangku adalah untuk diriku. Pola pikirku jadi henti pada keselamatanku. Pengkhianatanmu padaku jadi tak menyakitkan lagi.

Pada saat itu kau tak akan mengingatku. Tidak ada lagi simpanan di bilik hatimu tentang, bahwa, sebenarnya, kau tak suka aku.

Mungkin yang ku katakan cuma representasi kotornya hatiku saja. Bahwa kau mengatakan sesuatu di belakangku adalah tanda bahwa aku terlalu kaku. Bahwa suatu hari dimana berpisah pandang antara kau dan aku, kita tak akan lagi saling mengenal. Karena hari itu.

Dicabutlah ruh ku. Dicabutlah ruh mu.
Tinggalah segala kefanaan.

Aku tak ingin, putus diri dari keselamatan kau. Dari keselamatan ku.

Thursday, January 9, 2014

Everybody Hurts Someday

Inget banget waktu jaman gue masih agak kecilan dari sekarang, gue pernah ngupdate laman blog pake videonya avril lavigne yang Wish You Were Here or whatever lah. Haha. Gila, gue berasa alay banget.
Tapi sekarang, gue nyadar kecendrungan konyol kayak gitu emang tetep ada. Beberapa waktu nemu lagunya avril lagi, yah, gue jadi ngerealize konteks hidup lagi. Semacam, balik ke kealayan gue dulu. Ah, gapapa lah. Express.


Beberapa orang pernah bilang, kalo kita akan dibersamai sama orang yang memang sejalan sama perjuangan kita. Baik dalam level ketahanan atau pemahaman. Karena emang kayak gitu sistem perjodohan dunia.
Maksud gue, bukan 'perjodohan' yang sempit aja, tapi soal ketemu sama orang yang dalam konteks apa aja.
Mereka bilang, kita kuat membersamai orang yang jalan perjuangannya emang pantes buat kita. Orang-orang juga kuat membersamai kita karena emang dia jodoh buat kita di jalan itu.

Tapi bagi gue premis itu nggak sepenuhnya bener. Ya, nggak salah juga.

Ini bukan sekedar tentang maqam, tapi emang, jalan yang spesifik. Suatu jalan politik komposisi Yang Maha Kuasa. Semoga terkuatkan.

Yang tidak bertemu lagi, yang akan sulit bicara tentang hal yang sama lagi. Karena akan terus ada yang baru menemui, yang akan bicara tentang hal yang sama. :')