Saturday, January 18, 2014

Wangi Langit

Wangi langit bicara soal pulasan. Ia tak pernah suka terlalu terbuka. Cerita yang disyairkannya adalah rona-rona romantika saja.

Suatu kali saat langit mengantar wanginya ke bumi, kita akan seketika berwarna jingga. Jadi tarian di derivan kuning dan merah. Sempurna. Polesannya adalah kegembiraan. Wangi langit bicara fajar dan guratannya yang sebentar.

Ah, aku suka mencium wangi langit. Karena bersihnya bersahaja. Gelap terang tanpa dialogika. Satu sampai empat kali saja, ia ganti pulasannya dalam detak hari-hari.

Wangi langit yang biru kadang juga pergi basi bersama si putih. Gila dia. Bawa lari pallet demarkasi hitam untuk bintang-bintang. Katanya itu tanda wangi langit tak ingin disentuh-sentuh, tak ingin di gapai-gapai, coba lari dari mendung dan jelang temaram.

Wangi langit adalah pulasan satu sampai empat. Disana diantarkan wangi kalut dan gelisahnya jiwaku di penghujung kota lain. Sebab wangi langit tak pernah suka terlalu terbuka. Bagian romantikanya saja.

Tapi aku paling suka wangi langit.

No comments:

Post a Comment