Love is an open door, with you.
I’d never meet
someone who thinks so much like me.
Saya baru saja
menyadari bahwa ada suatu alasan krusial yang membuat anak – anak perempuan
kita saat ini begitu ter-obsesi dengan romansa. Mekanisasi film Barbie telah mencoba
memberi sebuah design yang sangat dekat dengan khayalan. Di bandingkan dengan
kisah shohabiyah dan begitu
berilmunya para muslimah, visualisasi tentang menikahi pangeran baik hati lebih
deras dan memiliki kekuatan dalam imaji mereka.
Sayangnya, termasuk
saya. Wkwkwkwk.
Saya berpikir bahwa di
masa depan, jika Allah menghendaki, akan semakin banyak generasi yang lahir
dari akar keluarga yang lebih baik lagi. Jika saat ini saya sebagai aktivis
pergerakan Islam terlahir sebagai anak yang dulunya punya masa kejahiliahan
begini dan begitu, di masa depan, kisah hijrah seperti saya dan kawan – kawan
saat ini mungkin akan semakin sedikit. Karena mereka di masa depan dididik bukan dengan visualisasi putri dan
pangeran atau judi – judi halus permainan bola, tapi hafalan dan kisah – kisah
hikmah.
Malam ini saya
menuliskan lagi racauan. Kaku lagi merangkai pasca membiarkan laman blog ini
disihir jadi kenangan. Haha. Entahlah. Hanya, bahwa, terimakasih untuk
“keberkahan”, sahabat yang nge-promote
film Frozen yang akhirnya saya dapet dari anak kontrakan.
“Keberkahan”
selalu lebih baik dari siapapun juga, bukan?
No comments:
Post a Comment